Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Refleksi Ruang Kolaborasi Modul 2.1

 
Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pendidikan Guru Penggerak

Pengantar

Salah satu alur MERDEKA dalam Pendidikan Guru Penggerak (PGP) adalah Ruang Kolaborasi. Pada alur ini CGP melakukan diskusi kelompok dan presentasi hasil diskusi. Demikian halnya pada paket modul 2 . Pada submodul 2.1: Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi, CGP mengikuti dua kali ruang kolaborasi. Sesi ini dilaksanakan pada dua hari yang berbeda. Jadwalnya pun diatur agar tidak mengganggu proses belajar mengajar CGP di sekolah. Biasanya sesi dilaksanakan pada waktu siang, sore atau malam hari sesuai kesepakatan dengan dipandu fasilitator masing-masing.  Untuk Angkatan 10 Calon Guru Penggerak Kabupaten Lampung Tengah Kelas 10.24, Ruang Kolaborasi dilaksanakan pada hari Selasa 11 Juni 2024 dan hari Rabu 12 juni 2024 pukul 14.30 - 17.00 WIB.

Refleksi

Dalam kesempatan ini, saya sebagai Calon Guru Penggerak Angkatan 10 dari SMP Negeri 2 Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah akan melakukan refleksi hasil pembelajaran di ruang Kolaborasi Modul 2.1: Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi menggunakan model refleksi 4C yang terdiri dari Connection, Challenge, Concept, Change.

Connection

Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru Penggerak?
Koneksi antarmateri modul 2.1 PGP
Menurut KHD, pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat . Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing , dan memastikan bahwa dalam prosesnya ,anak-anak tersebut merasa aman, nyaman dan bahagia. Sebagai seorang pendidik , guru dapat memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi yang dapat mengakomodir keberagaman siswa mellalui pemetaan kesiapan,minat,dan profil belajar sehingga dapat mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Seorang guru pengerak yang memiliki nilai-nilai berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif. Nilai-nilai tersebut diimplementasikan dalam perannya sebagi fasilitator dalam proses menuntun kekuatan kodrat murid agar tumbuh dan berkembang. Dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berpihak pada murid, guru bisa memulai dari pertanyaan "Apa yang murid butuhkan? Bagaimana minat murid terhadap pembelajaran di sekolah? Bagaimana profil murid tersebut? Dan apa yang bisa saya lakukan agar proses belajar menjadi lebih baik? Setelah pertanyaan-pertanyaan tersebut terjawab, maka guru bisa mengakomodir segala perbedaan dan kebutuhan murid melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Guru dapat menggunakan pendekatan Inquiry Apresiatif dalam rangka melakukan prakarsa perubahan untuk membuat pembelajaran yang berpihak pada murid sesuai dengan perbedaan dan kebutuhan murid-muridnya. Guru dapat menggunakan pendekatan IA melalui tahapan BAGJA, yaitu: Buat pertanyaan terkait pemetaan kebutuhan belajar murid. Ambil pelajaran apa yang sudah pernah dilakukan. Gali mimpi tentang kondisi ideal yang akan terjadi dalam proses pembelajaran. Jabarkan 3 strategi diferensiasi. Atur eksekusi dengan melakukan penilaian yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Sebagai seorang pendidik , guru dapat memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi yang dapat mengakomodir keberagaman murid melalui pemetaan kesiapan, minat, dan profil belajar sehingga dapat mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Penerapan Pembelajaran berdiferensiasi di sekolah akan membentuk Budaya Positif dengan kontrol guru sebagai manajer. Guru membantu membuat murid merasa dihargai dengan segala potensi, kebutuhan belajar, minat belajar, dan profil belajar yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut bukanlah suatu penghalang untuk murid mendapatkan haknya dalam pembelajaran di kelas. Dengan pembelajaran berdiferensiasi, murid akan merasa memiliki keterkaitan antara dirinya dengan guru dan teman dikelasnya sehingga murid merasa dirinya dihargai dan menjadi bagian dari kelasnya.  

Challenge

Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini? 
 
Dari pemaparan materi dan diskusi yang dilakukan selama mengikuti pembelajaran di Modul 2.1, saya menyadari adanya perbedaan antara praktik yang saya jalankan selama ini dengan ide-ide dan pendapat yang disampaikan oleh narasumber. Salah satu hal yang menarik adalah konsep tentang strategi diferensiasi konten.
Selama ini persepsi saya tentang  diferensiasi konten adalah bahwa materi yang disampaikan ke murid-murid berbeda-beda sesuai dengan tingkat kesiapan belajar dan kemampuan kognitif murid, ada konten berupa materi dasar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan materi pengayaan untuk murid-murid dengan kemampuan kognitif tinggi. Setelah mengikuti diskusi di Ruang Kolaborasi dan diberi penjelasan oleh Fasilitator Ibu Sri Pudjiastuti, S.Pd., M.Pd. dan juga oleh rekan-rekan CGP saya memahami bahwa inti dari diferensiasi konten adalah murid memiliki kebebasan untuk menentukan sumber belajar yang akan mereka gunakan baik berupa artikel, rekaman audio, video pembelajaran atau bentuk lainnya.
Selain itu, di dalam ruang kolaborasi, para CGP diberi tantangan untuk menyelesaikan permasalahan dalam studi kasus yang diberikan. Untuk kelompok A diberi kasus penerapan pembelajaran berdiferensiasi di jenjang SMA. Berikut adalah video penerapan pembelajaran berdiferensiasi di jenjang SMA.
 
 
Setelah kasus tersebut dianalisis, selanjutnya menjawab beberapa pertanyaan terkait kasus tersebut. Berikut adalah pertanyaannya.
  1. Apakah kebutuhan belajar murid yang berusaha dipenuhi oleh guru tersebut?
  2. Bagaimana cara guru tersebut menentukan kebutuhan belajar muridnya?
  3. Strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang digunakan?
  4. Bagaimana guru tersebut melakukan penilaian?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut didiskusikan di kelompok, kemudian dipresentasikan hasilnya pada ruang kolaborasi sesi kedua di hari Rabu 12 Juni 2024. Setelah dipresentasikan, maka presentasi tersebut diberi tanggapan dan pertanyaan baik oleh Fasilitator maupun rekan CGP kelompok lainnya. Setelah diperbaiki sesuai saran dari Fasilitator maka tugas presentasi kelompok diunggah ke LMS masing-masing CGP.

Concept

Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak? 

Beberapa konsep yang dipelajari di modul 2.1: Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi , yang akan saya implementasikan dalam pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut.

Kebutuhan Belajar Murid

Murid dengan segala potensi, keunikan, dan keberagamannya tentu mempunyai kebutuhan belajar yang berbeda-beda.  Seorang guru dituntut untuk bisa memenuhi kebutuhan belajar murid dengan mengakomodir segala keberagamannya itu. Guru dapat mengetahui kebutuhan belajar murid dengan melakukan pemetaan pada 3 aspek yang ada pada setiap murid, yaitu:

Kesiapan Belajar Murid

Kesiapan belajar merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki oleh murid untuk menunjang keberlangsungan proses pembelajarannya, oleh karena itu guru perlu mengidentifikasi kesiapan belajar murid agar mampu merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid. Identifikasi kesiapan belajar peserta didik dilakukan dengan metode observasi langsung dan pemberian angket siswa melalui google form, aspek yang menjadi sasaran observasi adalah kondisi fisik, kondisi mental, kondisi emosional, kebutuhan, motif, tujuan dan pengetahuan peserta didik. Data hasil identifikasi dituangkan dalam bentuk deskriptif kualitatif dengan melakukan studi literatur untuk mengkaji hasil identifikasi dengan penelitian-penelitian terdahulu.

Minat Belajar Murid

Minat belajar murid merupakan sebagai kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan besar terhadap sesuatu hal. Minat belajar murid merupakan aspek kepribadian, yang menggambarkan adanya kemauan, dorongan yang timbul dari dalam diri individu untuk memilih objek yang sejenis. Minat belajar murid adalah suatu keinginan atau kemauan murid yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Profil Belajar Murid

Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri.  Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka.
Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:
  1. Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur,  dsb. Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb.  
  2. Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
  3. Preferensi gaya belajar. Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru.  Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu: visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer ); auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat  saat berdiskusi, mendengarkan musik); kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha menggunakan kombinasi gaya mengajar.
  4. Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences): Teori tentang kecerdasan majemuk menjelaskan bahwa manusia sebenarnya memiliki delapan kecerdasan berbeda yang mencerminkan berbagai cara kita berinteraksi dengan dunia. Kecerdasan tersebut adalah visual-spasial, musical, bodily- kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic- matematika.

Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid.
Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, di mana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan.
Metode pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan menggunakan 3 strategi, yaitu:
1. Konten
Isinya adalah materi pembelajaran itu sendiri. Hal ini dapat dibedakan dalam beberapa cara. Pertama, murid memiliki tingkat penguasaan atau pengetahuan yang berbeda terhadap suatu mata pelajaran. Beberapa orang murid mungkin tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang materi pelajaran itu, beberapa orang murid mungkin memiliki pengetahuan secara parsial, dan beberapa orang murid lainnya mungkin telah menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran itu.
2. Proses
Proses ini berbicara tentang bagaimana seorang guru dapat memberikan instruksi yang tepat kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, penilaian berkelanjutan selama pembelajaran juga akan membantu guru dalam memahami apakah setiap siswa telah belajar dengan kemampuan terbaik mereka atau tidak
3. Produk
Aspek ini melibatkan metode yang digunakan oleh guru dalam mengetahui tingkat penguasaan materi atau bahan ajar dari setiap murid. Untuk mengetahui penguasaan materi itu, seorang guru dapat melakukannya dengan cara melakukan tes, meminta murid untuk menuliskan laporan tentang topik-topik berdasarkan materi pelajaran, dan lain-lain.

Change

Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini?
 
Setelah mendapatkan materi pada hari ini tentang Modul 2.1: Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi, ada beberapa perubahan yang ingin saya lakukan dalam diri saya.  
Pertama, di awal tahun pelajaran saya ingin melakukan suvei untuk mengetahui kebutuhan belajar murid yang meliputi kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajarnya. Hasil survei ini akan saya tindak lanjuti untuk memetakan murid sesuai  karakteristiknya. Selanjutnya saya akan membuat perencanaan pembelajaran yang memuat langkah-langkah terperinci dalam proses pembelajaran di kelas.
Kedua, saya akan melakukan perubahan dalam pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan strategi diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.
Perubahan ini tidak akan terjadi dalam sekejap, tetapi saya bertekad untuk terus belajar dan mengembangkan diri sebagai seorang guru penggerak. Saya akan terus melibatkan diri dalam pelatihan dan mengambil langkah-langkah konkret untuk mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi di sekolah. 

Penutup

Memenuhi kebutuhan belajar murid dengan menggunakan pembelajaran berdiferensiasi adalah sebuah langkah yang tepat. Pembelajaran berdiferensiasi bisa mengakomodir segala perbedaan dan kebutuhan belajar murid. Strategi pembelajaran berdiferensiasi yang bisa dilakukan dengan strategi diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.
Demikian artikel tentang refleksi ruang kolaborasi modul 2.1: Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Semoga bermanfaat. Terima kasih.
aan triono
aan triono Bukan siapa-siapa, hanya butiran debu.

Posting Komentar untuk "Refleksi Ruang Kolaborasi Modul 2.1"