Refleksi Ruang Kolaborasi Modul 2.1
Pengantar
Refleksi
Connection
Seorang guru pengerak yang memiliki nilai-nilai berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif. Nilai-nilai tersebut diimplementasikan dalam perannya sebagi fasilitator dalam proses menuntun kekuatan kodrat murid agar tumbuh dan berkembang. Dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berpihak pada murid, guru bisa memulai dari pertanyaan "Apa yang murid butuhkan? Bagaimana minat murid terhadap pembelajaran di sekolah? Bagaimana profil murid tersebut? Dan apa yang bisa saya lakukan agar proses belajar menjadi lebih baik? Setelah pertanyaan-pertanyaan tersebut terjawab, maka guru bisa mengakomodir segala perbedaan dan kebutuhan murid melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Guru dapat menggunakan pendekatan Inquiry Apresiatif dalam rangka melakukan prakarsa perubahan untuk membuat pembelajaran yang berpihak pada murid sesuai dengan perbedaan dan kebutuhan murid-muridnya. Guru dapat menggunakan pendekatan IA melalui tahapan BAGJA, yaitu: Buat pertanyaan terkait pemetaan kebutuhan belajar murid. Ambil pelajaran apa yang sudah pernah dilakukan. Gali mimpi tentang kondisi ideal yang akan terjadi dalam proses pembelajaran. Jabarkan 3 strategi diferensiasi. Atur eksekusi dengan melakukan penilaian yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Sebagai seorang pendidik , guru dapat memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi yang dapat mengakomodir keberagaman murid melalui pemetaan kesiapan, minat, dan profil belajar sehingga dapat mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Penerapan Pembelajaran berdiferensiasi di sekolah akan membentuk Budaya Positif dengan kontrol guru sebagai manajer. Guru membantu membuat murid merasa dihargai dengan segala potensi, kebutuhan belajar, minat belajar, dan profil belajar yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut bukanlah suatu penghalang untuk murid mendapatkan haknya dalam pembelajaran di kelas. Dengan pembelajaran berdiferensiasi, murid akan merasa memiliki keterkaitan antara dirinya dengan guru dan teman dikelasnya sehingga murid merasa dirinya dihargai dan menjadi bagian dari kelasnya.
Challenge
- Apakah kebutuhan belajar murid yang berusaha dipenuhi oleh guru tersebut?
- Bagaimana cara guru tersebut menentukan kebutuhan belajar muridnya?
- Strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang digunakan?
- Bagaimana guru tersebut melakukan penilaian?
Concept
Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak?
Kebutuhan Belajar Murid
Kesiapan Belajar Murid
Kesiapan belajar merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki oleh murid untuk menunjang keberlangsungan proses pembelajarannya, oleh karena itu guru perlu mengidentifikasi kesiapan belajar murid agar mampu merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid. Identifikasi kesiapan belajar peserta didik dilakukan dengan metode observasi langsung dan pemberian angket siswa melalui google form, aspek yang menjadi sasaran observasi adalah kondisi fisik, kondisi mental, kondisi emosional, kebutuhan, motif, tujuan dan pengetahuan peserta didik. Data hasil identifikasi dituangkan dalam bentuk deskriptif kualitatif dengan melakukan studi literatur untuk mengkaji hasil identifikasi dengan penelitian-penelitian terdahulu.
Minat Belajar Murid
Minat belajar murid merupakan sebagai kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan besar terhadap sesuatu hal. Minat belajar murid merupakan aspek kepribadian, yang menggambarkan adanya kemauan, dorongan yang timbul dari dalam diri individu untuk memilih objek yang sejenis. Minat belajar murid adalah suatu keinginan atau kemauan murid yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Profil Belajar Murid
Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka.Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:
- Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur, dsb. Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb.
- Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
- Preferensi gaya belajar. Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu: visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer ); auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik); kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha menggunakan kombinasi gaya mengajar.
- Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences): Teori tentang kecerdasan majemuk menjelaskan bahwa manusia sebenarnya memiliki delapan kecerdasan berbeda yang mencerminkan berbagai cara kita berinteraksi dengan dunia. Kecerdasan tersebut adalah visual-spasial, musical, bodily- kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic- matematika.
Pembelajaran Berdiferensiasi
Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, di mana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan.
1. Konten
Isinya adalah materi pembelajaran itu sendiri. Hal ini dapat dibedakan dalam beberapa cara. Pertama, murid memiliki tingkat penguasaan atau pengetahuan yang berbeda terhadap suatu mata pelajaran. Beberapa orang murid mungkin tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang materi pelajaran itu, beberapa orang murid mungkin memiliki pengetahuan secara parsial, dan beberapa orang murid lainnya mungkin telah menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran itu.
2. Proses
Proses ini berbicara tentang bagaimana seorang guru dapat memberikan instruksi yang tepat kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, penilaian berkelanjutan selama pembelajaran juga akan membantu guru dalam memahami apakah setiap siswa telah belajar dengan kemampuan terbaik mereka atau tidak
3. Produk
Aspek ini melibatkan metode yang digunakan oleh guru dalam mengetahui tingkat penguasaan materi atau bahan ajar dari setiap murid. Untuk mengetahui penguasaan materi itu, seorang guru dapat melakukannya dengan cara melakukan tes, meminta murid untuk menuliskan laporan tentang topik-topik berdasarkan materi pelajaran, dan lain-lain.
Change
Kedua, saya akan melakukan perubahan dalam pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan strategi diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.
Perubahan ini tidak akan terjadi dalam sekejap, tetapi saya bertekad untuk terus belajar dan mengembangkan diri sebagai seorang guru penggerak. Saya akan terus melibatkan diri dalam pelatihan dan mengambil langkah-langkah konkret untuk mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi di sekolah.
Posting Komentar untuk "Refleksi Ruang Kolaborasi Modul 2.1"